Beranda | Artikel
Keutamaan Sholat Dhuha - Syaikh Shalih al-Luhaidan #NasehatUlama
Rabu, 3 Agustus 2022

Sebagai contoh, dua rakaat Salat Duha.

Nabi menyebutkan bahwa tidak ada seorang hamba yang masuk waktu pagi
kecuali ia wajib mengeluarkan 360 sedekah setiap hari.

Lalu para sahabat berkata, “Tidak semua dari kita mampu melakukan itu.”

Maka Nabi bersabda, “Sesungguhnya setiap bacaan takbir adalah sedekah, setiap bacaan hamdalah adalah sedekah,
setiap bacaan tasbih adalah sedekah,
setiap bacaan tahlil adalah sedekah,
memerintahkan untuk berbuat baik adalah sedekah, melarang perbuatan mungkar adalah sedekah,

bantuanmu bagi orang lemah untuk mengangkat barangnya adalah sedekah,
dan memenuhi kebutuhannya adalah sedekah, serta menunjukkan jalan bagi
orang yang tersesat adalah sedekah …”

Lalu Nabi melanjutkan sabdanya, “Kamu menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain adalah sedekah …”

Kemudian beliau bersabda, “… Semua itu dapat tergantikan oleh dua rakaat Salat Duha.”

Dua rakaat yang dikerjakan seorang hamba di waktu Duha
dapat menggantikan 360 sedekah.

Apakah kita perhatikan ini dengan baik?

Waktu Salat Duha adalah setelah matahari terbit setinggi tombak
hingga ketika matahari tepat berada di tengah langit.

Tidak diragukan bahwa Salat Duha yang terbaik dikerjakan pada pertengahan waktu Duha.

Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, “Salat al-Awwabin (Salat Duha) ketika ‘fishal’ (anak unta) merasa kepanasan.”

Fishal yakni anak unta yang masih kecil, yang baru lahir.
Unta yang telapak kakinya masih lentur dan lemah.

Jika ia berjalan di atas tanah yang panas terterpa matahari, ia merasa kesakitan.

Itulah waktu paling utama untuk melaksanakan dua rakaat Salat Duha.

Namun seseorang terkadang tidak dapat melaksanakannya pada waktu itu.

Terkadang ia harus melaksanakannya lebih awal.

Jika matahari telah meninggi setinggi tombak, maka ia bisa melaksanakan Salat Duha dua rakaat.

Terkadang ia harus mengakhirkannya, maka ia dapat melaksanakannya semisal setengah jam sebelum masuk waktu Zuhur.

Adapun jika telah masuk waktu saat matahari berada di tengah langit, maka itu adalah waktu terlarang untuk salat.

====

فَمَثَلًا رَكْعَتَيِ الضُّحَى

النَّبِيُّ ذَكَرَ أَنَّهُ مَا مِنْ وَاحِدٍ مِنَ الْعِبَادِ يُصْبِحُ

إِلَّا وَقَدْ وَجَبَ عَلَيْهِ بَذْلُ ثَلاثِ مِئَةٍ وَسِتِّينَ صَدَقَةً يَوْمِيًّا

فَقَالَ الصَّحَابَةُ لَيْسَ كُلُّنَا يَقْدِرُ عَلَى ذَلِكَ

فَقَالَ إِنَّ بِكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَبِكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً

وَبِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَبِكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً

وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ

وَإِعَانَتُكَ لِلْأَخْرَقِ عَلَى حَمْلِ مَتَاعِهِ صَدَقَةٌ

وَتَصْلِيْحُ حَاجَتِهِ صَدَقَةٌ وَدِلَالَتُكَ الضَّالَّ عَنِ الطَّرِيقِ لِلطَّرِيقِ صَدَقَةٌ

ثُمَّ قَالَ وَكَفُّكَ آذَاكَ عَنِ النَّاسِ صَدَقَةٌ

ثُمَّ قَالَ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَا الضُّحَى

رَكْعَتَيْنِ يَرْكَعُهُمَا أَو رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا الْعَبْدُ فِي الضُّحَى

تَقُوْمَانِ مَقَامَ سِتِّيْنَ وَثَلَاثِ مِئَةٍ صَدَقَةٌ

فَهَلْ نَتَآمَلُ بِهَذَا؟

وَالضُّحَى مِنْ بَعْدِ مَا تَرْتَفِعُ الشَّمْسُ قَيْدَ رُمْحٍ

إِلَى أَنْ يَقُوْمَ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ

لَا شَكَّ أَنَّ أَفْضَلَ صَلَاةِ الضُّحَى مَا كَانَ فِي وَسَطِ الضُّحَى

كَمَا فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

الْفِصَالُ أَوْلَادُ الْإِبِلِ الصِّغَارُ حَدِيْثُ الْوِلَادَةِ

تَكُونُ خِفَافُهَا خِفَافًا لَيِّنًا طَرِيَّةً

إِذَا سَارَتْ عَلَى الرَّمْضَاءِ تَبَيَّنَ تَأَذِّيْهَا

ذَلِكَ الْوَقْتُ هُوَ أَفْضَلُ أَدَاءِ رَكْعَتَيِ الضُّحَى

وَلَكِنْ قَدْ لَا يَسْتَطِيعُ الْإِنْسَانُ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ

قَدْ يَحْتَاجُ إِلَى التَّبْكِيْرِ

فَإِذَا ارْتَفَعَتِ الشَّمْسُ قَيْدَ رُمْحٍ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ

قَدْ يَحْتَاجُ إِلَى التَّأْخِيرِ يُصَلِّيهَا قَبْلَ دُخُولِ الْوَقْتِ بِنِصْفِ سَاعَةٍ مَثَلًا

أَمَّا إِذَا قَامَ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ فَهَذَا فِي وَقْتِ الْمَنْهِيَّاتِ


Artikel asli: https://nasehat.net/keutamaan-sholat-dhuha-syaikh-shalih-al-luhaidan-nasehatulama/